Jumat, 20 April 2012

Catatan kecil Untuk Bunda

Pagi masih dibalut mendung sisa semalam, gerimis masih jatuh satu-satu. Udara dingin langsung menyergap begitu pintu menyeruak. Seperti pagi, siang, dan malam sebelumnya, pagi itu pun aku teringat bunda.

Seperti angin yang selalu menyapu pagi pelan-pelan, seperti itulah air mata menggenang. Seolah tak ada cara untuk membendungnya, genangan itu menyusur pipiku perlahan. Semalam, aku kembali bermimpi bertemu bunda.

Entah bagaimana lagi cara menggambarkan kerinduanku pada masa lalu, saat bunda masih bisa melakukan segalanya. Seakan tak pernah sekejap pun masa lalu itu memudar dari bayangan. Siang malamku selalu saja diisi semangat bunda yang tak pernah lelah. Semangat yang tak pernah tersumbat meski langkah terasa lelah.

Entah mengapa puluhan tahun melukis pelangi masa lalu bersama bunda terasa begitu cepat.

Kemarin, Aku menjatuhkan air mata. Begitu selalu saat menatap foto-foto bunda. Butir-butir air mata yang terasa memantulkan kerinduanku pada kasih sayang bunda seperti dulu.

Bunda, pahlawan di siang dan malamku, di terang dan gelapku, pasti aku akan berikan yang terbaik untukmu bunda. Seperti semangat bunda yang selalu mampu memberikan dukungan dan dorongan untukku, semangat itu pula yang dapat membuatku tetap bisa menjalani hidup ini walau tanpa bunda disampingku lagi..
Love you bunda..

0 komentar:

Posting Komentar